Senin, 05 November 2012

FUNGSI DAN PROBLEMATIKA AKSIOLOGI


Pengertian Aksiologi
Secara etimologis aksiologi berasal dari kata Aksios yang berarti nilai dan logos beraryi ilmu atau teori. Dalam definisi yang hampir serupa bahwa aksiologi ilmu pengetahuan membahas nilai-nilai yang member batas-batas bagi pengembangan ilmu.

Problematika dalam Aksiologi
Secara epistemologis, ilmu memang disusun dan dikembangkan sedikit-demi sedikit secara etomistik, namun untuk kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun itu dimiliki dan dipergunakan secara holistic, komunal, dan universal (Suriasumantri).

Fungsi Aksiologi
Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai setrategi untuk mengantisipasi perkembangan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan.

Aksologi dan Nilai
Secara etomologis Aksiologi sebagai teori tentang nilai pembahas tentang hakekat nilai, sehingga juga disebut filsafat nilai. Persoalan tentang nilai apabila dibahas secara filsafati akan lebih memperhatikan persoalan tentang sumber nilai.
Persoalan tentang nilai bersumber pada keutamaan atau keluhuran hidup manusia, sehingga akan selalu berkaitan dengan fungsi sumber-sumber kemampuan kejiwaan. Sumber-sumber kemampuan kejiwaan terutama dari akal, kehendak, dan rasa. Persoalan tentang keutamaan hidup manusia terutama berhubungan dengan masalah moral sehingga juga akan selalu berhubungan dengan masalah sumber moral, yaitu nilai kebaikan. Sumber kemampuan kejiwaan yang mampu menangkap nilai kebaikan adalah kehendak.

Persoalan di dalam Aksiologi
Persoalan yang mendasar di bidang aksiologi muncul dalam kehidupan dengan bidang yang berbeda-beda. Persoalan aksiologidapat muncul dalam bidang etis, estetis, maupun dalam bidang religius. Frondizi (1963: 11) berpendapat, bahwa persoalan pokok aksiologi mencangkup tentang nilai subjektif dan nilai objektif, metode memproleh nilai, dan wujud nilai.
Metode menentukan nilai
Frondizi berpendapat(1963: 23) bahwa metode yang mewadai adalah metode yang dapat memberikan banyak hal yang berkaitan dengan persoalan yang sedang dihadapi dan metode seharusnyatidak di sertai dengan komitmen yang mengarah pada teori tertentu. Ada dua macam metode yang berkaitan dengan masalah nilai, yaitu metode empiris dan metode apriori.

Wujud nilai
Persoalan tetang nilai itu mempunyai cakupan wujud fisik dan non fisik (psikologis). Perlu dipahami apakah manusia mengetahui nilai itu melalui perantaraan indera atau lewatsarana lain.

Nilai dan fakta
Pembicaraan aksiologi tidak dapat lepas dari masalah nilai dan fakta. Pandangan umum sering menjumbuhkan antara nilai dengan fakta, padahal nilai dan fakta tidak sepenuhnya sama. Nilai di dalamnya mengandung hal-hal yang di dambakan atau di cita-citakan, yang sifatnya normatif. Fakta di dalamnya mengandung pernyataan yang dapat memastikan adanya suatu objek, yang sifatnya kognitif.

Klasifikasi Nilai
Klasifikasi nilai meliputi perbedaan penggolongan yang diperlukan, sehingga apabila terjadi kesalahan memperhatikan perbedaan yang dperlukan akan mengakibatkan adanya kekacauan. Setiap penerapan praktis dari suatu konsep teoritis memerlukan mekanisme klasifikasi. Mekanisme klasifikasi merupakan suatu petunjuk atau penuntun yang sangat diperlukan untuk memahami suatu konsep nilai.

Hubungan Antara Nilai dan Budaya
Pembahasan tentang masalah nilai, perlu lebih dahulu dibedakan antara objek bernilai, sufyek yang menilai, dan nilai sebagai konsep ukuran (Rescher, 1969: 8). Konsep ukuran menyangkut masalah baik-buruk, indah-jelek, benar-salah, adil-lalim. Nilai sebagai konsepukuran memungkinkan subjek melakukan penilaian atas objek yang dihadapi. Subjek yang melakukan penilaian pada dasarrnya melakukan upaya menerapkan ukuran atas objek yang betrnilai.

Ilmu pengetahuan dan nilai hidup
Ilmu pengetahuan merupakan eksplisitasi realitas yang diketahui manusia. Usaha menying-kapkan realitas berarti usaha membuka tabir yang menutupi kebenaran. Manusia mempunyai alat-alat untuk mencapai kebenaran, sehingga kebenaran bias diraih.
Alat-alat tersebut terdiri kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Indera, merupakan kemapuan untuk menangkap kebenaran realitas secara fisik dan bersifat parsial
2. Naluri, sebagai kemampuan untuk memperhatikan hidup dan kelangsungan kehidupan itun sendiri.
3. Akal, merupakan kemampuan untuk memahami hubungan sebab-akibat dari keputusan, kejadian atau peristiwa.


Landasan ontologism dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan. Objek dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang proses tersusunnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun melalui proses yang disebut metode ilmiah.
Landasan aksiologi dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keluhuran hidup manusia.

Tidak ada komentar: