Menurut
Hatari (1983, dalam Sukardi 1992), bimbingan vakasional/ jabatan adalah
pelayanan yang berpusat pada pemberian informasi kepada konseli. Hal yag
diutamakan dalam pelayanan ini adalah penyeberluasan informasi jabatan dan pasar
kerja. Istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih luas. Bila
bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang sangat menentukan pekerjaan
tertentu, bimbingan karir menitikberatkan kepada perencanaan kehidpan seseorang
dengan mempertimbangkan keadaan diri dan lingkungannya agar individu memperoleh
peranan ositif yang layak dilaksanakan dalam masyarakat.
Bimbingan
karir ialah bimbingan dalam memperiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan/
prodesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan darii lapangan yang telah
dimasukinya (Winkel, 1991). Bimbingan karir juga merupakan suatu proses
membentuk seseorang untuk mengeti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya
dan gambaran tentang dunia kerja itu untuk akhirnya dapat memilih bidang
pekerjaan, memasukinya da membina karir dalam bidang tersebut
(Natawidjaja, 1991). Apabila informasi tentang karir dan profesi sudah dipahami sejak dini, maka siswa akan memiliki kenyakinan dalam memilih program studi dan Perguruan Tinggi sehingga tidak lagi terjadi kebingungan atau salah memilih jurusan karena bekal dan referensi yang cukup sudah didapat sejak dini.
(Natawidjaja, 1991). Apabila informasi tentang karir dan profesi sudah dipahami sejak dini, maka siswa akan memiliki kenyakinan dalam memilih program studi dan Perguruan Tinggi sehingga tidak lagi terjadi kebingungan atau salah memilih jurusan karena bekal dan referensi yang cukup sudah didapat sejak dini.
Bimbingan
karir merupakan salah satu jenis bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling.
Para siswa memperoleh informasi mengenai karir dari Guru Pembimbing melalui
layanan Bimbingan Karir. Secara umum tujuan bimbingan karir di sekolah adalah
untuk membantu siswa memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai
karir dimasa depan (Kasim, 2001).
Peran
bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi berbagai kemampuan dan
kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai pada kematangan
karir secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan karir sebagai berikut:
- peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat, nilai, kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya,
- peserta didik memperoleh pemahaman terntang berbagai hal terkait dengan dunia (karir-studi) yang akan dimasukinya seperti tingkat keuasan karir yang ditawarkan, deskripsi tugas dalam berbagai bidang pekerjaan, pengeruh perkembangan teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang dapat diberikan dalam bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan kemampuan kerja dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan,
- peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja tertentu,
- peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan karir yang realistik bagi dirinya. Perencanaan karir yang realistik akan meminimalkan faktor dan dampak negatif dan memaksimalkan faktor dan dampak positif dari proses pemilihan karir,
- mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi optimal dalam karir (studi dan kerja), Carney, 1987 dan Reihant, 1979 (dalam Fajar Santoadi, 2007).
Bimbingan
Karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam perencanaan dan
pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang membentuk pola karir
tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan bagi dirinya dan
lingkungannya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai Bimbingan
Karir, terdapat beberapa persamaan. Persamaan tersebut antara lain: 1) bantuan
layanan, 2) individu, siswa, remaja, 3) masalah karir, pekerjaan, penyesuaian
diri, persiapan diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan pengenalan dunia
kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang diambil oleh individu yang
bersangkutan.
Layanan
Bimbingan Karir di SMA dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu secara individual
dan secara kelompok. Layanan individual dapat diberikan di dalam ruang
bimbingan/ ruang konseling melalui layanan konseling karir individu. Konseling
karir dapat dimanfaatkan oleh setiap siswa yang secara khusus mengalami
hambatan dalam hal perencanaan dan pemilihan karir. Konseling karir individual,
lebih pada pertemuan profesional daripada pertemuan yang bersifat rekreatif.
Dalam proses konseling tanggung jawab keputusan akhir tetap berada pada siswa/
klien (Gani, 1987). Sementara itu layanan bimbingan karir dengan format
kelompok dapat dilakukan di dalam kelas dan diluar kelas. Kegiatan yang dapat
dilakukan di dalam kelas antara lain: mendatangkan nara sumber, diskusi
kelompok, bimbingan kelompok, sosiodrama, atau kegiatan yang melibatkan peran
serta banyak kelas seperti hari karir. Guru pembimbing dapat menggunakan buku
paket yang telah ada pada saat memberikan materi mengenai karir atau menggali
lebih dalam dari sumber-sumber lain sehingga wawasan siswa mengenai karir
semakin luas. Kegiatan yang dilakukan diluar sekolah misalnya dengan mengadakan
karya wisata atau mengunjungi Perguruan Tinggi yang ada. Dengan pemberian
informasi, diskusi kelompok, seminar, talk show, tes bakat dan minat,
mendatangkan narasumber yang berhasil dibidangnya dan melalui media cetak
seperti poster, phamphlet, brosur, siswa diarahkan untuk memiliki pengetahuan
yang memadai sebagai sebuah proses berfikir yang komprehensif. Setelah informasi
terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki sikap dan pemahaman diri yang
baik sehingga mampu membuat perencanaan karir yang terarah. Perencanaan karir
yang terarah dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau dengan bantuan guru
pembimbing melalui konsleing individual. Sikap positif siswa akan terbentuk
melalui kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif sebagai contoh guru
pembimbing dapat melakukan bimbingan kelompok, konsleing kelompok, kunjungan ke
Perguruan Tinggi, dll. Siswa dengan konsep pemikiran dan sikap yang positif
memiliki keterampilan dalam membuat perencanaan karir dan keputusan karir yang
tepat untuk dirinya.
PUSTAKA
Gani, R. A.
(1987). Bimbingan Karir. Jakarta: Angkasa.
Fajar.
Santoadi. (2007). Pengalaman persiapan pilihan studi/karir mahasiswa USD
semester I tahun akademik 2006/2007 (studi Eksploratif-retrospektif).
Penelitian tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.
Kasim, A.
(2001). Bimbingan konseling di sekolah dan perguruan tinggi. Jakarta:
Bimbingan Konseling Universitas Negeri Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar